DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) adalah sebuah device dalam jaringan komputer yang digunakan untuk menyediakan layanan sambungan telepon. DSLAM ini biasanya banyak diletakkan di sentral telepon yang menerima sinyal dari koneksi banyak pelanggan DSL (Digital Subscriber Line) kemudian ke backbone berkecepatan tinggi, menggunakan teknik multiplexing.
DSLAM terhubung dengan line DSL dengan kombinasi Asyncrhonous Transfer Mode (ATM), Frame Relay dan Internet Protocol (IP). DSLAM dipergunakan oleh penyedia jasa layanan telepon, di Indonesia oleh PT.Telkom, Tbk dalam memberikan layanan ke pelanggan dengan kombinasi Sambungan DSL dengan teknologi backbone jaringan dengan ATM. Bentuk fisik dari DSLAM adalah sebagai berikut :
DSLAM berfungsi untuk mengolah sinyal digital agar dapat mengoptimalkan bandwidth twisted pair untuk melewatkan data dengan kecepatan tinggi. DSLAM dilengkapi dengan POTS Splitter untuk memisahkan alokasi kanal data dan suara. DSLAM terdiri dari :
- Splitter – low pass filter untuk melewatkan band suara dan high pass filter untuk melewatkan band ADSL.
- Modul-modul pelanggan dapat berupa modul ADSL ,SDSL,VDSL,dll. Untuk layanan speedy digunakan modul ADSL.
Fungsi DSLAM antara lain :
a. Sebagai filter voice dan data
b. Sebagai modulator dan demodulator DSL.
c. Sebagai multiplexer.
Prinsip kerja DSLAM adalah dengan memisahkan frekuensi sinyal suara dari trafik kecepatan tinggi, serta mengontrol dan meroute-kan trafik Digital Subcriber line (xDSL) antara perangkat end-user seperti router, modem, network interface card dengan jaringan penyedia layanan. DSLAM menyalurkan data digital memasuki jaringan suara POTS (Plain Ordinary Telephone Service) ketika mencapai di CO (Central office). DSLAM mengalihkan kanal suara sehingga sinyal tersebut dapat dikirim melalui PSTN dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL.
Cara Kerja DSLAM
Prinsip kerja DSLAM adalah dengan memisahkan frekuensi sinyal suara dari trafik kecepatan tinggi, serta mengontrol dan meroute-kan trafik Digital Subcriber line (xDSL) antara perangkat end-user seperti router, modem, network interface card dengan jaringan penyedia layanan. DSLAM menyalurkan data digital memasuki jaringan suara POTS (Plain Ordinary Telephone Service) ketika mencapai di CO (Central office). DSLAM mengalihkan kanal suara sehingga sinyal tersebut dapat dikirim melalui PSTN dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL.
Setelah menghilangkan sinyal suara analog, DSLAM mengumpulkan sinyal-sinyal yang berasal dari end-user dan menyatukannya menjadi sinyal tunggal dengan bandwidth yang lebar melalui proses multiplexing. Sinyal yang sudah disatukan ini kemudian disalurkan dengan kecepatan Mbps ke dalam kanal oleh peralatan switching backbone melalui jaringan akses yang biasa disebut Network sevice Provider (NSP). Sinyal yang dikirimkan melalui internet atau jaringan lain muncul kembali pada CO yang dituju, dimana DSLAM yang lain menunggu. DSLAM bersifat fleksibel dan bias mendukung berbagai macam tipe xDSL yang terdapat dalam sebuah CO dan juga mendukung berbagai protocol dan modulasi.
Seperti kedua macam modulasi yang digunakan yaitu CAP dan DMT dan juga bisa menyediakan routing maupun penomoran IP secara dinamik untuk pelanggan (end-user). Jika tidak tersedia tempat di dalam MDF atau ternyata jarak antara sentral dan pelanggan terlalu jauh, maka solusinya adalah dengan menggunakan Mini DSLAM. Mini DSLAM ini dapat diletakkan pada RK yang terdapat diantara sentral telephone dan pelanggan.
Referensi
Parameter yang menentukan performansi DSLAM antara lain :
- Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput juga mengacu pada banyaknya data yang dapat dikirimkan dalam suatu waktu. Hal ini sangat bergantung pada ketersediaan bandwidth jaringan.
- Kecepatan upstream dan downstream, yaitu kecepatan saat melakukan upload dan download.
- SNR (Signal to Noise Ratio), yaitu perbandingan puncak sinyal dengan noise yang diukur. Nilai SNR dipengaruhi oleh kekuatan sinyal dan besarnya noise. Secara kasar, tanpa melihat nilai power signal dan noise, semakin besar nilai SNR maka kualitas yang didapat akan semakin baik.
- Attenuation (dB), yaitu besarnya faktor redaman kabel. Kabel mempunyai velocity factor yang menyebabkan semakin panjang kabel maka loss-nya akan semakin besar. Setiap kabel memiliki nilai yang berbeda - beda tergantung dari bahan dan luas penampang kabel. Semakin kecil nilai Line Attenuation maka akan semakin baik.
Referensi